Ujian awal itu terlewati. Dengan "sedikit" keberuntungan, TIMNAS kita mampu menahan imbang tuan rumahVietnam.
Beberapa jam sesudahnya. MU mampu memukul Arsenal di Emitaes Stadium, yang juga menurut saya pribadi dengan "sedikit" keberuntungan. Baayangkan, Arsenal menguasai dengan 17 tembakan shoot on goal dan 9 on target. MU hanya mempunyai 2 shoot on target. Tapi hasil akhir berbicara lain. Dan itulah sepakbola.
Bagi saya, bukan itu saja yg sama.
Riedl dan Van Gaal sebenarnya punya tipe yg sama. Mereka penggemar formasi 4-2-3-1 dengan variant menjadi 4-3-3. Oke, dalam beberapa pertandingan Van Gaal menggunakan 3 bek sejajar. Tapi itu bukanlah dia yg sesungguhnya. Itu hanya keberlanjutan dia dengan euforia di piala dunia yang masih terbawa.
Buktinya, sekarang dia kembali ke formasi andalannya : 4-2-3-1.
Dengan tipe sitem play yg sama itu, saat ini mereka pun dihadapkan pada kegalauan yg sama. Ketika di TIMNAS kegalauan itu bernama Boaz Salossa, maka di MU kegalauan itu bernama Wayne Rooney, hehe....
Kenapa begitu ?
Dengan sistem play seperti itu, sejatinya harus ada seorang jendral di lapangan tengah yg bermain sedikit di bawah penyerang sebagai otak permainan, sebagai penyerang lubang, tetapi bukan striker. Seperti Ozil di Arsenal, Oscar di Chelsea dan Zah Rahan (dulu) di Persipura. Pemain bertipe itu ada stoknya saat ini. Juan Matta di MU dan Firman Utina di TIMNAS. Bahkan gelandang muda kita, Evan Dimas pun bisa di dorong bermain di posisi itu. Masalahnya, Riedl tidak kuasa mencadangkan Boaz Salossa, terlebih lagi Van Gaal tidak mungkin mencadangkan Rooney.
Solusi yg diambil kemudian, kedua pemain tersebut dimainkan sedikit di belakanga striker dan "berpura-pura" menjadi penyerang lubang. Juan Matta tetap menjadi cadangan dan Firman Utina / Evan Dimas bernasib serupa.
Bagaiman hasilnya ?
Untuk TIMNAS masih terlalu dini menilai. Hasil imbang melawan Vietnam sebenarnya cukup posisitf. Walaupun dari segi permainan tidak bisa dibilang bagus. Keseimbangan itu tidak terjadi. Ya, (menurut saya) karena tidak adanya pemain di posisi nomor 10 itu.,...
Untuk MU, (menurut saya sama saja). Saya pernah menonton pertandingan , mereka melawan Chelsea. Waktu itu Rooney terkena sanksi dan Juan Matta mengisi posisi nomor 10. Lepas dari kekalahan mereka 0-1, itulah permainan tercantik MU selama musim ini berjalan. Ditopang dengan Maria dan Janujaz yg bermain melebar, permainan MU sangat seimbang dan menarik.
Kita nantikan saja apakah penyerang-penyerang lubang itu akan tetap menghiasi bangku cadangan....
Beberapa jam sesudahnya. MU mampu memukul Arsenal di Emitaes Stadium, yang juga menurut saya pribadi dengan "sedikit" keberuntungan. Baayangkan, Arsenal menguasai dengan 17 tembakan shoot on goal dan 9 on target. MU hanya mempunyai 2 shoot on target. Tapi hasil akhir berbicara lain. Dan itulah sepakbola.
Bagi saya, bukan itu saja yg sama.
Riedl dan Van Gaal sebenarnya punya tipe yg sama. Mereka penggemar formasi 4-2-3-1 dengan variant menjadi 4-3-3. Oke, dalam beberapa pertandingan Van Gaal menggunakan 3 bek sejajar. Tapi itu bukanlah dia yg sesungguhnya. Itu hanya keberlanjutan dia dengan euforia di piala dunia yang masih terbawa.
Buktinya, sekarang dia kembali ke formasi andalannya : 4-2-3-1.
Kenapa begitu ?
Dengan sistem play seperti itu, sejatinya harus ada seorang jendral di lapangan tengah yg bermain sedikit di bawah penyerang sebagai otak permainan, sebagai penyerang lubang, tetapi bukan striker. Seperti Ozil di Arsenal, Oscar di Chelsea dan Zah Rahan (dulu) di Persipura. Pemain bertipe itu ada stoknya saat ini. Juan Matta di MU dan Firman Utina di TIMNAS. Bahkan gelandang muda kita, Evan Dimas pun bisa di dorong bermain di posisi itu. Masalahnya, Riedl tidak kuasa mencadangkan Boaz Salossa, terlebih lagi Van Gaal tidak mungkin mencadangkan Rooney.
Solusi yg diambil kemudian, kedua pemain tersebut dimainkan sedikit di belakanga striker dan "berpura-pura" menjadi penyerang lubang. Juan Matta tetap menjadi cadangan dan Firman Utina / Evan Dimas bernasib serupa.
Bagaiman hasilnya ?
Untuk TIMNAS masih terlalu dini menilai. Hasil imbang melawan Vietnam sebenarnya cukup posisitf. Walaupun dari segi permainan tidak bisa dibilang bagus. Keseimbangan itu tidak terjadi. Ya, (menurut saya) karena tidak adanya pemain di posisi nomor 10 itu.,...
Untuk MU, (menurut saya sama saja). Saya pernah menonton pertandingan , mereka melawan Chelsea. Waktu itu Rooney terkena sanksi dan Juan Matta mengisi posisi nomor 10. Lepas dari kekalahan mereka 0-1, itulah permainan tercantik MU selama musim ini berjalan. Ditopang dengan Maria dan Janujaz yg bermain melebar, permainan MU sangat seimbang dan menarik.
Kita nantikan saja apakah penyerang-penyerang lubang itu akan tetap menghiasi bangku cadangan....
0 komentar:
Posting Komentar